Review War for the Planet of the Apes (2017) - Penutup Yang Sempurna


Caesar, pemimpin dari kawanan kera, kali ini harus menghadapi pasukan The Colonel yang ingin menghabisi dirinya dan para kera pintar. Meski pertempuran antara umat manusia dan kera terjadi bukan karena dirinya namun akibat tindakan gegabah dari kera pengkhianat, Koba. Namun Caesar lah yang mendapat pahitnya dan harus beraksi untuk menyelamatkan keluarga dan teman-temannya. Disatu sisi, umat manusia pun semakin terancam akibat virus simian yang semakin ganas.

Trilogi yang merupakan reboot dari seri Planet of The Apes ini adalah salah satu trilogi terbaik sepanjang dekade ini. Terlebih setelah Matt Reeves menjadi nahkoda pengganti Rupert Wyatt untuk film kedua dan ketiga dari trilogi ini. Character building dan development di trilogi ini pun sangat baik, dimulai dari Caesar yang masih menjadi bayi hingga menjadi pemimpin dari para kera benar-benar memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang telah melihat kedua film awal dari trilogi ini, dan saya rasa film ketiga ini menjadi penutup yang sempurna.

War for the Planet of the Apes bukanlah film yang penuh dengan baku tembak dan hantam seperti yang tertera pada judulnya. Film ini jauh lebih bermakna daripada itu semua. Tidak hanya kontak fisik antara kera dan manusia, konflik batin pun menjadi peran penting dalam film ini. Tentu bukan tanpa alasan yang sederhana sang karakter antagonis, The Colonel menyerang para kera dengan bengisnya. Ataupun dendam Caesar sendiri terhadap sang The Colonel hingga mematahkan prinsip para kera timbul akibat permasalahan sepele.

Semua itu disampaikan melalui dialog, akting, dan narasi yang baik. Jika saya berhak memberi nilai untuk kualitas akting, saya akan memberikan nilai yang sempurna untuk Andy Serkis dengan karakter Caesarnya. Motion capture tidak membatasi kemampuan akting yang ia miliki. Ia sangat apik dalam memerankan sang pemimpin kera. Woody Harrelson juga membuktikan bahwa ia memang pantas menjadi seorang kolonel yang bengis tanpa belas kasih demi keselamatan umat manusia. Selain dua karakter utama tersebut, para karakter pendukung pun juga tampil dengan porsi yang pas. Maurice yang semakin bijak, Rocket yang semakin heroik, dan jangan lupakan Bad Ape, tingkahnya sukses membuat beberapa penonton tertawa dengan lepas.

Tim CGI juga harus mendapat apresiasi yang tinggi, mereka sukses menghadirkan tampilan “kera animasi” yang terlihat nyata. Saya sendiri berpendapat bahwa CGI para kera disini merupakan animasi terbaik dan terhalus yang pernah saya lihat. Sekali lagi, apik.

Jadi, War for the Planet of the Apes ini adalah film yang sangat bagus bahkan untuk mereka yang belum pernah menonton dua film sebelumnya. Cerita yang ditampilkan memang berkesinambungan, namun ajaibnya dengan mudah bisa dipahami. Dan untuk mereka yang memang mengikuti dari awal trilogi ini, bersiaplah untuk mengalami reaksi emosi yang sangat hebat.

9.5 dari 10

Oleh Aufa Derian Ghifary

Comments

Popular posts from this blog

[Full Album Download] Stand Up And Scream - Asking Alexandria

Kenapa Harus IMAX?

Blade Runner 2049 (2017) Review - Karya Para Maestro