Blade Runner 2049 (2017) Review - Karya Para Maestro
Officer K (Ryan Gosling) adalah
seorang Blade Runner. Blade Runner sendiri adalah polisi yang bertugas untuk
mematikan para Replicant, atau manusia buatan yang dibuat dengan beragam
tujuan. Saat ini, Officer K dihadapkan pada sebuah petunjuk yang mengarah pada
masa depan kaum Replicant dan kaum manusia sendiri.
Blade
Runner 2049 ini merupakan sekuel dari film Blade Runner (1982) arahan Ridley
Scott. Karakter lama seperti Harrison Ford sebagai Deckard, dan sebagian
karakter lama lainnya pun kembali hadir pada film ini. Namun meski ini sebuah
sekuel, kalian tetap bisa menikmati film ini walau mungkin akan kurang mengerti
akan konsep Replicant dan Blade Runner serta tema Cyberpunk yang sangat
menonjol di film ini.
Ryan
Gosling yang berperan sebagai seorang Blade Runner, sangat baik terlebih dengan
latar belakang karakternya. Ia sukses memerankan karakter Officer K menjadi
karakter yang akan kita sangat pedulikan sepanjang film. Dave Bautista pun
tidak mau kalah, ia terus menunjukan bahwa dirinya memang pantas untuk berada
di Hollywood. Berperan sebagai seorang Replicant, Sapper Morton, dirinya
menunjukan bahwa latar belakang pegulat juga bisa memberikan acting yang luar
biasa. Jared Leto sebagai Niandar Wallace juga patut diapresiasi dengan
perannya. Leto membuat setiap scene yang terdapat dirinya terasa mencekam. Karakter
lain seperti Robin Wright yang tegas sebagai komandan LAPD, ataupun Ana de
Armas sebagai A.I penghibur, turut hadir dan membuat dunia di film ini semakin
berisi. Semua itu pun tak lepas dari naskah yang ditulis oleh Hampton Fancher
(Blade Runner) dan Michael Green (Logan).
Denis
Villeneuve (Sicario, Arrival) menahkodai film ini. Bisa dibilang, Villeneuve
sukses menghadirkan film sci-fi berbudget besar sebagai sebuah cerita yang kuat
sekaligus galeri seni yang akan memanjakan mata. Roger Deakins sebagai DOP
berhasil membuat setiap scene di film ini terlihat menarik. Pengambilan gambar
yang luas membuat film yang berdurasi dua jam setengah menjadi suatu hal yang
tidak membosankan. Tak hanya dari sisi visual, sisi audio pun tidak mau kalah.
Sang composer favorit maestro Christopher Nolan, Hans Zimmer, datang dengan
suara khasnya untuk dipadukan dengan sang composer film IT (2017), Benjamin
Wallfisch. Mereka pun membuat film yang memiliki pacing cepat sejak awal ini
penuh dengan tensi. Kursi bergetar akibat frekuensi rendah bass yang dipakai
menjadi sensasi tersendiri bagi mereka para audio enthusiast.
Pada akhirnya,
film ini lebih dari sekedar sebuah sekuel tentang pemburu manusia buatan.
Inilah definisi film yang sesungguhnya. Terkadang beberapa film hanya mengandalkan
jalan cerita tanpa teknis yang terlalu dipikirkan, atapun sebaliknya. Blade
Runner 2049 pun hadir dengan cerita yang kuat dan teknis dibalik layar yang
sangat hebat hasil kerja para seniman dunia perfilman. Film ini sangat tidak
cocok bagi kalian yang menonton film hanya sebagai hiburan sementara begitu
saja. Dialog yang berlebihan ataupun adegan laga yang minim mungkin tidak akan
memuaskan hasrat kalian, karena memang itu bukan unsur utama dari film ini.
Namun jika kalian mencari cerita dengan pendalaman karakter dan dunia yang
kuat, serta ingin memanjakan mata dan telinga dengan alunan yang luar biasa,
film ini bisa menjadi rekomendasi untuk kalian tonton di bioskop.
My Personal Rating: 9 out of 10.
Ditulis
oleh Aufa Derian Ghifary.Ada baiknya sebelum kalian tonton film ini, kalian melihat prekuel singkat yang ada dibawah.
2022: Blackout
2036: Nexus Dawn
2048: Nowhere to Run
Comments
Post a Comment
Please Be Good With The Other | Dimohon Untuk Baik Kepada Sesama :)